A.
Pengertian landasan teori
penelitian kualitatif
Pada
dasar-nya landasan teoritis penelitian kualitatif bertumpu secara mendasar pada
fenomenologi dijadikan sebagai dasar teori utama dan lainnya ; interaksi
simbolik, kebudayaan, dan etnometodologi dijadikan sebagai dasar tambahan yang melatarbelakangi secara teoritis penelitian
ini.
Seorang
peneliti biasanya berdasar pada teori yang sudah ada,
teori tersebut kemudian dibatasi pada pengertian ; Suatu pernyataaan sistematis yang berkaitan dengan seperangkat proposisi yang berasal dari data dan diuji kembali secara empiris.
teori tersebut kemudian dibatasi pada pengertian ; Suatu pernyataaan sistematis yang berkaitan dengan seperangkat proposisi yang berasal dari data dan diuji kembali secara empiris.
Landasan teori dimanfaatkan
sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum
tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian
kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif,
penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau
penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif
peneliti bertolak dari data
Pada dasarnya landasan teoritis dari
penelitian kualitatif adalah sebuah fenomenologi sedangkan yang lainnya yaitu
interaksi simbolik, kebudayaan dan etnometodologi diajadikan sebagai dasar
tambahan yang melatar belakangi secara teoritis penelitian kualitatif. Bogdan
Biklen mengistilahkan dengan paradigma sebagai kumpulan longgar tentang asumsi
secara logis dianut bersama, konsep atau preposisi yang mengarahkan cara
berpikir dan cara penelitian.
Fenomenologi
Fenomenologi (Huserl) diartikan sebagai : 1).
Pengalaman subjectif atau pengalaman fenomenologikal. 2). Suatu studi tentang
kesadaran dari prespektif pokok dari seseorang. bisa dikatakan fenomenologi
dibgunakan sebagai prespektif filosopi dan juga digunakan sebagai pendekatan
dalam metodologi kualitatif. Ada beberapa ciri pokok fenomeologis yang
dialkuakn oleh peneliti fenomenologis yaitu :
- Fenomenologis cenderung mempertentangkannya dengan naturalisme yaitu yang disebut objectivisme dan positivisme yang telah berkembang sejak jaman renaisans.
- Secara pasti fenomenologis cenderung memmastikan kognisi yang mengacu pada apa yang dinamakan oleh Huserl dengan 'evidenz' yaitu sebuah kesadaran tentang suatu benda itu sendiri secara jelas dan berbeda dengan yang lainnya dan mencakup untuk suatu dari segi itu.
Fenomenologis cenderung percaya bahwa bukan
hanya sesuatu benda yang ada dalam dunia alam dan budaya.
Interaksisimbolik
Interaksi simbolik yang berapendapat bahwa
pengalaman manusia ditengahi oleh penafsiran. Jadi penafsiran itu menjadi
esensial. interaksi simbolik menajdai paradigma konseptual melebihi dorongan
dari dalam, sifat-sifat pribadi, motivasi yang tidak disadari, kebetulan,
status sosial ekonomi, kewajiban peranan, resep budaya, mekanisme pengawasan masyarakat atau lingkungan pisik
lainnya.
B. Fungsi landasan teori
Fungsi landasan teori
adalah sebagai bekal untuk memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam.walaupun
menguasai teori yang luas dan mendalam namun dalam melaksanakan penelitian
kualitatifpeneliti harus mampu melepaskan teori yang dimiliki tersebut dan
tidak dugunakan sebagai panduan untuk menyusun ekstrumen dan sebagai panduan
untuk wawancara dan observasi.
Landasan penelitian
kualitatif bersifat menemukan teori.serta bersifat holistic.sehingga peneliti
kualitatif memiliki wawasan teori yang luas.
C. Contoh landasan teori
Contohnya sebagai
berikut; pada penelitian ini berlandaskan pada teori persepsi diri.
Teori persepsi diri (Self perception theory)
Menekankan bahwa kita amati diri kita dengan
cara yang sama yang kita amati orang lain, dan menarik kesimpulan tentang suka
dan tidak suka. ekstrinsik persepsi diri dapat menyebabkan efek overjustification
Teori persepsi diri (SPT) adalah rekening
perubahan sikap yang dikembangkan oleh psikolog Daryl Bem. Hal ini menegaskan
bahwa orang mengembangkan sikap mereka dengan mengamati perilaku mereka dan
menyimpulkan sikap apa yang menyebabkan mereka harus memiliki. Teori ini
berlawanan di alam, sebagai kebijaksanaan konvensional adalah bahwa sikap
datang sebelum perilaku. Selanjutnya, teori ini menunjukkan bahwa seseorang
menginduksi sikap tanpa mengakses kognisi internal dan menyatakan suasana hati.
Orang alasan perilaku mereka sendiri terbuka rasional dalam cara yang sama
mereka mencoba untuk menjelaskan perilaku orang lain.
Bukti lebih lanjut, ada banyak penelitian
dilakukan oleh psikolog yang mendukung teori persepsi diri, menunjukkan bahwa
emosi melakukan tindak perilaku. Sebagai contoh, ditemukan bahwa emosi yang
sesuai (termasuk menyukai, membenci, marah kebahagiaan,, dll) dilaporkan
berikut dari perilaku terbuka mereka, yang telah dimanipulasi oleh peneliti.
Perilaku ini termasuk membuat ekspresi wajah yang berbeda, menatap dan postur.
Pada akhir percobaan, subjek mereka dan dilaporkan kasih sayang dan sikap dari
perilaku dipraktekkan mereka meskipun mereka diberitahu sebelumnya untuk
bertindak seperti itu.
Salah satu aplikasi yang berguna dari teori
persepsi diri adalah dalam mengubah sikap, baik terapi maupun dalam hal
persuasi. Pertama, untuk terapi, persepsi diri teori memegang pandangan yang
berbeda masalah psikologis dari perspektif tradisional yang menyatakan bahwa
masalah tersebut berasal dari bagian dalam dari klien. Sebaliknya, persepsi
diri perspektif teori menyatakan bahwa orang atribut perasaan batin mereka atau
kemampuan dari perilaku eksternal mereka. Jika perilaku itu adalah orang, orang
akan atribut yang miskin dengan kemampuan mereka beradaptasi dan dengan
demikian menderita dari masalah psikologis yang sesuai. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar