Kamis, 24 Desember 2015

Bentuk Dan Model Catatan Lapangan




Bentuk Dan Model Catatan  Lapangan
A.    Definisi Catatan Lapangan
Catatan lapangan terdiri dari dua suku kata, yakni catatan dan lapangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “catatan“ mengandung arti; hasil pencatatatan; peringatan. Sedangkan kata “lapangan” sebagai bentuk kata benda mengandung tiga arti, yakni tempat atau tanah yang luas (biasanya rata); alun-alun; medan; tempat (gelanggang) pertandingan (bulutangkis, bola voli, bola basket); atau bidang (pekerjaan, pengetahuan, dan sebagainya), (Pusat Bahasa,2008). Catatan lapangan secara bahasa berarti hasil mencatat suatu bidang pengetahuan.
Menurut Bogdan dan Biklen (1982) catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif (Moloeng, 2005:153). Selain itu catatan penelitian merupakan buku jurnal harian yang ditulis peneliti secara bebas.

Idrus (2007:85) juga berpendapat bahwa catatan lapangan merupakan catatan yang ditulis secara rinci, cermat, luas, dan mendalam dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti tentang aktor, aktivitas ataupun tempat berlangsungnya kegiatan tersebut. Dalam penjelasan yang lebih lengkap mengenai pemahaan Idrus berkenaan dengan pendapat Bogdan dan Binklen (1982) tentang makna catatan lapangan di atas, ia memahaminya sebagai hasil observasi atau wawancara yang bermakna lebih kolektif, karena terdiri dari catatan lapangan yang dibuat oleh peneliti sendiri, dan ditambahkan dengan hasil karya orang lain yang berupa transkrip wawancara (transkip wawancara ini mungkin saja merupakan hasil karya orang lain, karena si peneliti sendiri menyerahkan hasil rekamannya kepada seorang ahli yang telah terbiasa menulis transkip hasil wawancara, sehingga tidak perlu dirinya sendiri yang mentranskripkannya), dokumen resmi yang ada, statistik resmi, gambar, foto, rekaman video, ataupun catatan resmi lainnya yang dikeluarkan pihak yang terkait dengan situasi fokus penelitian .

Catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Menurut Mandolang (2007) catatan lapangan adalah tulang punggung riset aksi etnografis (ethnographic action research). Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat peneliti dalam sebuah penelitian etnografi dari lapangan. Catatan tersebut dapat bersifat deskriptif (sesuai yang teramati) atau reflektif (mengandung penafsiran peneliti).
Adapun krakteristik catatan lapangan, yakni meliputi:
1.      Akurat
2.      Rinci, namun bukan berarti memasukkan semua data yang tidak berkaitan
3.      Luas, agar pembaca memahami situasi dijelaskan
4.      Data dapat menyediakan ikhtisar budaya atau pengaturan.
5.      Para pengamat harus melakukan lebih dari sekedar melakukan perekaman situasi sederhana

B.     Bentuk Dan Model Catatan  Lapangan
bentuk catatan lapangan pada dasarnya adalah wajah catatan lapangan yang terdiri dari halaman depan dan halaman-halaman berikutnya disertai petunjuk paragraf dan baris tepi.
1.      Halaman Pertama
Menurut Lexy J. Moleong (2001:154) pada halaman pertama  setiap catatan lapangan diberi judul informasi yang dijaring, waktu yang terdiri dari tanggal dan jam dilakukannya pengamatan dan waktu menyusun catatan lapangan, tempat dilaksanakannya pengamatan itu, dan diberi nomor urut sebagai bagian dari seluruh perangkat catatan lapangan.
2.      Alinea dan batas tepi
Alinea atau paragraf dalam catatan lapangan memegang peranan khusus dalam kaitannya dengan analisis data. Oleh karena itu, setiap kali menuliskan satu pokok persoalan, peneliti harus membuat alinea baru. Kemudian, batas tepi kanan catatan lapangan harus diperlebar dari biasanya karena akan digunakan untuk memberikan kode pada waktu analisis. Kode tersebut berupa nomor dan judul-judul tertentu. Atas dasar pemberian kode dengan judul-judul tersebut dapat diperkirakan berapa lembar batas tepi yang perlu disisakan. Menurut Idrus (2007:93) mengenai bentuk catatan lapangan pada dasarnya belum ada kesepakatan antar para ahli ethnografi tentang bagaimana bentuk catatan lapangan yang baik.
 Namun demikian sebagai persiapan tentang isi catatan lapangan itu harus memuat:
a)      Judul atau tema yang ditulis
Penulisan tema ini penting agar memudah peneliti dalam membuat kategori-kategori. Tentu saja tema ini dapat diambil sesuai topik yang dibicarakan. Hanya saja perlu diingat tema tersebut tidak boleh lepas dari kerangka besar desain penelitian yang sedang dirancang.
b)       Menjelaskan tentang kapan aktivitas itu terjadi (jam, tanggal, hari).
Peneliti hendaknya menuliskan secara rinci kapan suatu dialog itu terjadi lengkap denga tanggal, hari, jam saat di mulai dan saat wawancara itu selesai dilakukan. Proses ini berguna saat peneliti hendak melakukan uji keabsahan data. Dari catatan tersebut peneliti dapat memperkirakan kapan lagi jika suatu data hendak dilakukan keabsahannya.
c)      Menyebutkan siapa yang terlibat dalam aktivitas itu (baik si pengamat maupun yang diamati).
Pada bagian ini sebutkanlah siapa yang diamati dan siapa yang berposisi sebagai pengamat. Menjelaskan aktivitas apa yang sedang terjadi. Paparkan aktivitas apa yang sedang dilakukan oleh subyek. Penggambaran aktivitas ini penting agar peneliti dapat memahami perilaku sesuai konteks yang dialami oleh informan. Di mana aktivitas itu terjadi. Jelaskan di mana aktivitas itu berlangsung.
v  Model Catatan Lapangan
Moleong mengungkapkan bahwa model suatu catatan lapangan membaginya ke dalam tiga macam, yakni catatan pengamatan, catatan teori, dan catatan metodologi.
1.      Catatan Pengamatan (CP)
Catatan pengamatan adalah pernyataan tentang semua yang dialami yaitu yang dilihat dan didengar dengan menceritakan siapa yang menyatakan atau melakukan apa dalam situasi tertentu. Catatan pengamatan dilakukan selama tindakan berlangsung. Pernyataan tersebut tidak boleh berisi penafsiran, hanya merupakan catatan sebagaimana adanya dan pernyataan yang datanya sudah teruji kepercayaan dan keabsahannya.
Setiap catatan pengamatan mewakili peristiwa yang penting sebagai bagian yang akan dimasukkan ke dalam proposisi yang akan disusun atau sebagai kawasan suatu konteks atau situasi. Moleong menambahkan bahwa catatan pengamatan merupakan catatan tentang siapa, apa, bilamana, di mana, dan bagaiamana suatau kegiatan manusia. Hal itu menceritakan ”siapa mengatakan” atau ”melakukan apa” dalam kondisi tertentu.
Setiap catatan pengamatan merupakan suatu kesatuan yang menunjukkan adanya satu datum atau sesuatu yang sangat berkaitan atau menjelaskan peristiwa atau situasi yang ada pada catatan pengamatan lainnya. Jika catatan pengamatan itu merupakan kutipan, sebaiknya dikutip secara tepat.
2.      Catatan Teori (CT)
Catatan teori yakni digunakan untuk menampung peneliti yang ingin mempersoalkan melebihi fakta. Catatan teori mewakili usaha yang terkontrol dan dilakukan secara sadar untuk memperoleh pengertian dari satu atau beberapa catatan pengamatan. Peneliti sebagai pencatatan senantiasa berpikir tentang apa yang dialaminya dan membuat pernyataan khusus tentang arti sesuatu yang dirasakannya sebagai sesuatu yang menghasilkan suatu pemikiran konseptual. Dengan demkian ia mulai menafsirkan, menyimpulkan, berhipotesis, bahkan berteori. Ia mulai mengembangkan konsep baru, menghubungkannya dengan konsep lama, atau menghubungkan antara sesuatu yang diamatinya dari segi lain yang akan menghasilkan suatu perubahan sosial.
3.      Catatan Metodologi (CM)
Menurut Moleong catatan metodologi ialah pernyataan yang berisi tindakan operasional yang berpengaruh terhadap suatu kegiatan pengamatan yang direncanakan atau yang sudah diselesaikan. Jadi, catatan metodologi berupa instruksi-instruksi terhadap pengamat sendiri, peringatan, kritik terhadap taktiknya. Hal itu berisi soal waktu, penata urutan kegiatan, penetapan dan kestabilan langkah, pengaturan situasi dan tempat, cara pengamat berkelit dalam taktik, dan lain sebagainya. Catatan metodologi mempermasalahkan tindakan diri peneliti dan proses metodologinya.

C.    Contoh Catatan Lapangan
1.      CONTOH CATATAN OBSERVASI

Kelas V SD Jl. Tampak
Siring, Bandung Selatan
Guru : Ibu Ina

CL (Catatan Lapangan) No. 5
Pengamatan Tgl 22/04/2002
Jam 10.10 – 11.45
Disusun jam 20.15

(judul) kelas yang aktif






Tanggapan Pengamat :

Untuk menumbuhkan kecakapan komunikasi lisan pada siswa, perlu pelatihan membuat peta konsep agar dapat disajikan dalam bentuk transparan.


2.      CONTOH CATATAN WAWANCARA
P



K






P


K
:



:






:


:
(Pewawancara). Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan tentang klub tennis lapangan kita Pak (Pak Bakri Mengangguk) . Pertama itu, apakah klub tennis FIA itu memang mempunyai anggota tetap Pak ?

(Pak Bakri) Ya kita memang mempunyai anggota tetap. Mereka itu yang selalu datang pada hari-hari latihan. Sebagai ikatan keanggotaanya, mereka di pungut iuran perbulan. Dulu Rp. 2.500,- tetapi sekarang sisa Rp. 1.500,- karena lapangannya itu milik kantor sendiri , ya kita tidak perlu bayar lagi . Anggotanya itu, Pak Aris bisa lihat diatas (sambil menunjuk ruangan Sub Bagian Keuangan dan  Kepegawaian).

Di lapangan tennis ; Bapak sering disebut-sebut “manager”.
Bagaimana prosesnya sehingga muncul sebutan itu ?

Sebenarnya ya, tidak pernah diangkat secara resmi bahwa saya manager. Cuma mungkin dari asal mulanya terbentuk kelompok B. Saya kan yang mula-mula mengajak teman-teman pergi main, juga urus bola, dan sebagainya. Mungkin dari situ sehingga saya disebut sebagai manager.



Peneliti
Peringkas

: ----------------------------------
: ----------------------------------
: ----------------------------------

Tanggal : -----------
Mulai s/d Jam:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar