Rabu, 23 Desember 2015

Refleksi "Matang Beragama"




Ada dua macam perkembangan yang di alami manusia yaitu , perkembangan jasmani dan perkembangan rohani.Perkembangan jasmani di ukurberdasarkan umur kronologis.Puncak perkembangan yang dicapai manusia disebut kedewasaan.Sebaliknya ,perkembangan rohani di ukur berdasarkan tingkat kemampuan ( abilitas ) . Pencapaian tingkat abilitas tertentu bagi perkembangan rohani disebut istilah kematangan ( maturity ).
Seprti halnya dalam tingkat perkembangan yang dicapai di usia
anak-anak,maka kedewasaan jasmani belum tentu berkembang setara dengan kematangan rohani. Secara normal, memang seorang yang sudah mencapai tingkat kedewasaan akan memiliki pula kemetangan rohani seperti kematangan berpikir, kematangan kepribadian maupun kematangan emosi. Tetapi perimbangan antara kedewasaan jasmani dan kematangan rohani ini ada kalanya tidak berjalan sejajar. Secara fisik ( jasmani ) seseorang mungkin sudah dewasa,tetapi secara rohani ia ternyata belum matang.
Faktor-faktor ini menurut Dr. Singgih D. Gunarsa dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
 1) Factor yang terdapat pada diri anak; dan
2) Factor yang berasal dari lingkungan (Singgih D. Gunarsa,1981:87).
 Adapun factor intern anak itu yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian adalah:
 (1) Konstitusi tubuh;
 (2) Struktur dan keadaan fisik;
 (3) Koordinasi motorik;
(4) Kemampuan mental dan bakat khusus , intelegansi tinggi, hambatan metal dan bakat khusus;
(5) Emosionalitasi.
            Semua faktor intern ini ikut mempengaruhi terlambat tidaknya perkembangan kepribadiaan seseorang.
Selanjutnya,yang termasuk factor lingkungan adalah :
 (1) Keluarga;
(2) Sekolah.
Selain itu, ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang,yaitu kebudayaan tempat seseorang di sebarkan.Kebudayaan turut mempengaruhi pembentukan pola tingkah laku serta berperan dalam pembentukan kepribadian.Kebudayaan yang menekankan pada norma yang didasarkan kepada nilai-nilai luhur seperti kejujuran, loyalitas, kerja sama,bagaimanapun akan memberi pengaruh dalam membentuk pola dan sikap yang merupakan unsur dalam kepribadian seseorang.Demikian pula halnya dengan kematangan beragama.
Adapun ciridan sikap dari orang yang matang beragama terbagi menjadi dua macam yaitu:
1.Tipe Orang yang Sakit Jiwa ( The Sick Soul )
2. Tipe Orang yang Sehat Jiwa ( Healthy – Minded – Ness )
A. Tipe orang yang sakit jiwa,  sikap keberagamaan orang yang sakit jiwa ini di temui pada mereka yang pernah mengalami latar belakang kehidupan keagamaan yang terganggu.Itulah yang jadi penyebab perubahan sikap yang mendadak terhadap keyakinan agama.
a.Faktor intern yang di perkirakan menjadi penyebab dari timbulnya sikap keberagamaan yang tidak lazim ini adalah :
1.Temperamen
            Temperamen merupakan salah satu unsur dalam membentuk kepribadian manusia sehingga dapat tercermin dari kehidupan kejiwaan seseorang.
2.Gangguan Jiwa
            Orang yang mengidap gangguan jiwa menunjukkan kelainan dalam sikap dan tingkah lakunya.
3.Konflik dan Keraguan
            Ketika kejiwaan yang terjadi pada diri seseorang mengenai keagamaan mempengaruhi sikap keagamaannya sehingga dia akan memilih salah satu agama yang di yakininya.Konflik dan keraguan ini dapat mempengaruhi sikap seseorang kepada agama yang di anutnya seperti taat, fanatik, ataupun agnostic hingga ke ateis.
4.Jauh dari Tuhan
            Orang yang dalam kehidupannya jauh dari ajaran agama ,lazimnya akan merasa dirinya lemah dan kehilangan pegangan saat menghadapi cobaan.
Ada beberapa ciri tindak keagamaan mereka yang mengalami kejiwaan itu umumnya cendrung menampilkan sikap :
a). Pesimis
b). Introvert
c). Menyenangi paham yang ortodoks
d). Mengalami proses keagamaan secara non graduasi
b.Faktor ekstern yang di perkirakan turut mempengaruhi sikap keagamaan secara mendadak , adalah :
1.Musibah
2.Kejabatan
B. Tipe orang yang sehat jiwa
Ciri dan sipat agama pada orang yang sehat jiwa menurut W.Starbuck yang di kemukakan oleh W. Houston Clark dalam bukunya Religion Psychology adalah :
a.Optimis dan gembira
b.Ekstrovet dan tak mendalam
c.Menyenangi ajaran kehidupan yang liberal
d.Menyenangi teologi yang luwes dan tidak kaku
e.Menunjukkan tingkah laku keagamaan yang lebih bebas
f.Menekankan ajaran cinta kasih dari pada kemurkaan dan dosa
g.Mempelopori pembelaan terhadap kepentingan agama secara social
h.Tidak menyenangi implikasi penebusan dosa dan kehidupan kebiaraan
i.Bersifat liberal dalam menafsirkan pengertian ajaran agama.
j.Selalu berpandangan positif
k.Berkembang secara graduasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar