BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Ada banyak factor
yang menjadikan bimbingan dan konseling sangat di butuhkan. Komplikasi
permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh seseorang dimulai pada faktor
psikologis, filosofis, social budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi,
demokratisasi dalam pendidikan, sampai pada perluasan program pendidikan.
Sehingga agar dapat membantu mempermudah dalam penyelesaian
permasalahan-permasalahan yang dihadapi, maka dibutuhkan bimbingan dan
konseling.
Oleh karenanya
bimbingan dan konseling tidak akan tercipta, terselenggara, dan tercapai
sesuaidengan apa yang diharapkan, maka dibutuhkan suatu system pengelolaan yang
baik dan bermutu dalam artian bahwa bimbingan konseling harus dilakukan secara
jelas, sistematis, terperinci, dan terarah. Oleh karena itu, manajemen
bimbingan dan konseling yang baik sangat menentukan hasil proses kegiatan
bimbingan dan konseling yang dilaksanakan.
B. Identifikasi
Masalah
Dari latar belakang masalah yang dikemukakan, amka untuk
memfokuskan permasalahan yang akan dibahas, kami mengidentifikasikan masalah
–masalah yang terkandung dalam “ manajemen bimbingan dan konseling” ini adalah
sebagai berikut :
1. Perencanaan
program dan pengaturan waktu pelaksanaa BK
2. Implementasi
tugas guru pembimbing
3. Pengorganisaian
BK
4. Pemanfaatan
fasilitas pendukung BK
5. Pengadministrasian
BK
6. Pengarahan,
Supervisi dan penilaian kegiatan BK
C. Rumusan
Masalah
Dari
identifikasi yang sudah ditentukan maka Rumusan masalah yang terkandung didalam
makalah ini adalah :
1. Apa
arti dari manajemen bimbingann dan konseling ?
2. Apa
saja konstruksi-konstruksi yang terdapat didalam manajemen bimbingan dan
konseling ?
3. Apa
tujuan diaturnya manajemen bimbingan dan konseling itu sendiri ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Manajemen
Bimbingan Dan Konseling
manajemen adalah sebuah proses penggunaan semua sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Manajemen bimbingan dan konseling
adalah suatu kemampuan untuk mendayagunakan semua sumber administrasi dan
organisasi bimbingan dan konseling dalam menangani satuan layanan dan satuan
pendukung secara optima.
Stoner (1981) mengartikan manajemen bimbingan konseling
adalah “management is the procces of planning, organizing, leading, and
controlling the efforts of organizing members and of using all other
organizational resources ti anchieves stated organizational goals. “ dari
pengertian ini dapat diketahui bahwa manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, dan pengontrolan dari hasilyang sudah dilakukan.
1.
Perencanaan Program Dan
Pengaturan Waktu Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling
Adapun mengenai program, dikenal dengan pengertian bahwa
program bimbingan dan konseling adalah sederetan kegiatan bimbingan dan
konseling yang akan dilaksanakan sehingga membutuhkan perencanaan yang lebih
matang agar dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Perencanaan
adalah suatu proses yang berkelanjutan untuk mengantisipasi dan menyiapkan
berbagai kemungkinan yang akan terjadi atau suatu usaha untuk menentukan dan
mengontrol kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dalam kegiatan bimbingan
dan konseling. Perencanaan – perencanaan tersebut disusun dengan cara menelaah
kebutuhan-kebutuhan subjek sasaran atau konseling dimana perencanaan ini dapat
member kejelasan mengenai arah pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
Dalam
perencanaan bimbingan dan konseling. Terutama disekolah harus diperhatikan
beberapa aspek-aspek penting yang berpengaruh dalam kegiatan bimbingan dan
konseling yaitu :
a. Visi
dan Misi
Visi merupakan sebuah tujuan yang akan dicapai,
dimana dalam sebuah perencanaan BK harus
dari visi sebuah lembaga yang ada di atasnya.
Misi merupakan tahapan-tahapan yang
dilalui untuk mencapai visi. Disini misi akan berjalan sesuai dengan kebutuhan
managemen BK
b. Dana
Sumber dana harus jelas karena sesuatu
perencanaan memerlukan yang namanya dana, untuk mencapai dan menjalankan hasil
dari perencanaan tersebut.
c. SDM
Agar dapat berjalan dengan baik program
yang sudah dicanangkan diperlukan SDM yang propesional dan mampu dibidangnya.
d. Sarana
dan Prasarana
Sarana dan prasarana hal yang dapat
membantu untuk kelancarang sebuah proses dari managemen BK
Faktor waktu adalah suatu
hal yang penting yang harus diperhatikan dalam perencanaan program bimbingan
dan konseling. Sebab, kelancaran pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat
ditentukan oleh pelaksanaan yang dilaksanankan dengan tepat waktu sesuai dengan
rencana. Sehingga, guru pembimbing harus bias mengatur waktu untuk menyusun,
melaksanakan, menilai, menganalisis, dan menindaklanjuti program kegiatan
bimbingan dan konseling. Maka, dalam hal ini perlu diperhatikan beberapa hal
yaitu :
a.
Semua jenis program
bimbingan dan konseling
b. Kontak
langsung dengan siswa yang dilayani
c. Kegiatan
bimbingan dan konseling tidak merugikan waktu belajar disekolah
d. Kegiatan
bimbingan dan konseling diluar jam sekolah dapat 50 %
Namun, selain beberapa hal
tersebut, ada beberapa hal juga yang perlu diperhatikan oleh konselor dalam
merencanakan program bimbingan dan konseling ialah bahwa konselor harus bias
membuat jadwal kegiatan bimbingan dan konseling baik didalam maupun diluar jam
belajar sekolah. Dan untuk mencapai hal ini, sekolah perlu mengupayakan agar
ada waktu tertentu diluar jam pelajaran untuk kegiatan bimbingan serta guru
pembimbing juga harus lebih cermat melihat waktu luang yang ada didalam jam
pelajaran untuk digunakan pembimbing.
Adapun mengenai perencanaan
program satuan layanan atau pendukung. Hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Menetapkan
materi layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan siswa yang
harus berkaitan dengan taraf perkembangan siswa
b. Menetapkan
tujuan atau hasil yang ingin dicapai
c. Menetapkan
sasaran kegiatan
d. Menetapkan
bahan, sumber bahan, narasumber, serta personel yang terkait
e. Menetapkan
metode, tekhnik khusus, media dan alat yang akan digunakan.
f. Menetapkan
rencana penilailaian.
g. Mempertimbangkan
keterkaitan antara layanan yang telah direncanakan dengan kegiatan lain, serta
h. Menetapkan
waktu dan tempat
2. Implementasi
tugas guru pembimbing ( Konselor )
Unsure utama yang terdapat
dalam tugas pokok seorang guru pembimbing adalah bidang-bidang bimbingan,
jenis-jenis layanan, kegiatan pendukung, tahapan pelaksanaan program bimbingan
dan konseling, serta jumlah siswa yang menjadi tanggung jawab dari seorang
konselor untuk memperoleh layanan, dalam hal ini jumlah siswa minimal 150 siswa
Dalam SK Menpan No. 84/ 1993
pasal 4, secara tegas dijelaskan mengenai tugas guru pembimbing yaitu menyusun
program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan
bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjutdalam program
bimbingan terhadap peserta didik yang mnjadi tangnggunag jawabnya. Sehingga
guru pembimbing berkewajiban dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling terhadap siswa asuhnya. Bila dijabarkan,
tugas pokok konselor adalah :
a. Persiapan
pelaksanaan yang meliputi persiapan fisik perangkat keras, persiapan bahan
perangkat lunak, persiapan personil, persiapan keterampilan dalam menerapkan
metode, tekhnik khusus, media, dan alat, serta persiapan administrasi.
b. Pelaksanaan
kegiatan yang sesuai dengan wacana meliputi penerapan metode, tekhnik khusus, media, dan
alat, penyampaian bahan, pemanfaatan
sumber bahan, pengaktifan narasumber, efisiensi waktu, serta administrasi dan pelaksanaan.
3. Pengorganisasian
bimbingan dan konseling
Pengorganisasian bimbingan
dan konseling adalah “ pengaturan dan penyusunan jajaran tenaga bimbingan dan
konseling dan seluruhkegiatan bimbingan dan konseling yang menjadikan
keseluruhannya menjadi satu kesatuna yang berstruktur sebagai unit kerja.
Agar pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan optimal, maka perlu diadakan
pengorganisasian dimana didalamnya ditentukan tugas dan tanggung jawab para
personel yang terdapat dalam organisasi tersebut.
a)
Kepala sekolah
Kepala
sekolah merupakan penanggung jawab kegiatan pendidikan disekolah, sehingga
tugas kepala sekolah adalah :
1. Mengkoordinasikan
seluruh kegiatan pendidikan yang meliputi kegiatan pengajaran, pelatihan, dan
bimbingan disekolah.
2. Menyediakan
dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan
dan konseling di sekolah.
3. Memberikan
kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan konseling disekolah.
4. Melakukan
supervise terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling.
5. Menetapkan
coordinator guru pembimbing yang bertanggungajawab atas koordinasi pelaksanaan
bimbingan dan konseling disekolah berdasarkan kesepakatan bersama para guru
pembimbing.
6. Membuat
surat tugas guru pembimbing dalam proses bimbingan dan konseling pada setiap
awal semester ( catur wulan ).
7. Menyiapkan
surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan konseling sebagai bahan
usulan angka kredit bagi guru pembimbing yang nantinya lampiran surat tersebut
menjadi bukti fisik pelaksanaan tugas.
8. Mengadakan
kerjasama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan
b) Wakil
kepala sekolah
1. Mengkoordinasikan
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua personel sekolah.
2. Melaksanakan
kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling
3. Melaksanakan
bimbingan dan konseling terhadap bila wakil kepala sekolah tersebut memiliki
latar belakang bimbingan dan konseling.
c) Kooordinator
guru pembimbing ( konselor )
Tugas
kooordinator guru pembimbing adalah sebagai berikut :
1. Mengkoordinasikan
para guru pmbimbing dalam memasyarakatkan pelayanan bimbingan, menyusun dan
melaksanakan program, mengadministrasikan kegiatan bimbingan, menilai program,
dan mengadakan tindak lanjut.
2. Membuat
usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya tenaga, sarana, dan
prasarana bimbingan dan konseling.
3. Mempertanggungjawabkan
pelaksanaan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah.
d) Guru
pembimbing ( konselor )
Tugas-tugas
guru pembimbing adalah :
1. Memasyarakatkan
kegiatan bimbingan
2. Merencanakan
kegiatan bimbingan
3. Melaksanakan
persiapan kegiatan bimbingan
4. Melaksanakan
layanan bimbingan kepada siswa asuhannya
5. Melaksanakan
kegiatan penunjang bimbingan
6. Menilai
proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan
7. Menganalisis
hasil penilaian
8. Melaksanakan
tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian.
9. Mengadministrasikan
kegiatan bimbingan dan konseling
10. Mempertanggung
jawabkan tugas dan kegiatan kepada coordinator guru pembimbing.
e) Staf
administrasi
Staf administrasi juga merupakan salah satu
personel dalam organisasi bimbingan dan konseling. Dimana tugas dan tanggung
jawabnya adalah membantu guru pembimbing dan coordinator dalam
mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling disekolah,
membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling, serta membantu
menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan dan konseling.
f) Guru
mata pelajaran
Guru mata pelajaran merupakan personel yang juga
memiliki peranan penting dalam kegiatan bimbingan dan konseling, dimana
tugas-tugasnya adalah :
1. Membantu
memasyarakatkan bimbingan dan konseling kepada para siswa.
2. Melakukan
kerjasama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasikan siswa yang
memerlukan bimbingan.
3. Mengalihtangankan
siswa yang memerlukan bimbingan kepada konselor.
4. Mengadakan
upaya tindak lanjut layanan bimbingan (program perbaikan dan program pengayaan)
5. Membeikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan dari guru
pembimbing.
6. Membantu
mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan
bimbingan.
7. Ikut
serta dalam program layanan bimbingan.
g)
Wali kelas
Wali kelas berfungsi sebagai
mitra kerja konselor yang memiliki tugas0tugas yaitu :
1. Membantu
guru pembimbing melaksanakan layanan
2. Membantu
memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siwa untuk mengikuti layanan
bimbingan.
3. Menginformasikan
kepada siswa dikelasnya mengenai layanan bimbingan agar mereka juga mendapatkan
layanan bimbingan.
4. Menginformasikan
kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang memerlukan mendapatkan perhatian
khusus, serta.
5. Ikut
serta dalam konferensi kasus.
Bila personel dalam
organisasi layanan bimbingan dan konseling sudah mengetahui tugas dan tanggung
jawabnya, maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah melaksanakan
pengarahan kepada setiap personel agar menjalankan tugas, tanggung jawab, serta
wewenangnya dengan tepat.
4. Pemanfaatan
fasilitas pendukung bimbingan dan konseling
Fasilitas
utama yang paling dibutuhkan dalam kegiatan bimbingan disekolah adalah
ruangan-ruangan yang khusus untuk layanan bimbingan beserta
perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan yang dapat menunjang tercapainya
proses layanan bimbingan dan konseling yang berkualitas.
5. Pengadministrasian
bimbingan dan konseling
Tanpa
administrasi yang baik, teratur dan mantap, proses pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling tidak akan mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, diperlukan adanya administrasi yang baik, teratur,
dan mantap. Sehingga, setiap personel bimbingan yang mengetahui posisinya
masing-masing baik, tugas, tanggung jawab, maupun wewenang yang dibebankan
kepadanya sehingga dapat dilaksanakan hingga tercipta suatu mekanisme kerja
yang baik, teratur, dan mantap.
Selanjutnya,
dengan diadministrasikannya seluruh kegiatan, personalia, fasilitas, keuangan,
pengawasaan, pembinaan, dan pengembangan bimbingan dan konseling secara jelas
dan cermat maka dapat dipertanggunjaabkan secara penuh program bimbingan dan
konseling tersebut.
6.
Pengarahan, supervise, dan penilaian kegiatan bimbingan konseling
a. Pengarahan
Pengarahan adalah salah satu
aspek penting dalam manajemen program layanan dan konseling. Pengarahan sebagai
suatu fase administrative yang mencakup koordinasi, control, dan stimulasi
terhadap yang lain. Disatu pihak, hal itu adakalanya dipikirkan sebagai suatu
proses dan merupakan suatu fase pemberian komando, dan pada sisi lain merupakan
wewenang dalam bertindak tan[a komando.
Adapun pentingnya pengarahan dalam program bimbingan
ialah
· Untuk
menciptakan suatu koordinasi dan komunikasi dengan seluruh staf bimbingan yang
ada.
· Untuk
mendorong staf bimbingan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan
· Memungkinkan
kelancaran dan evektivitas pelaksanaan program yang telah direncanakan.
b. Supervise
kegiatan bimbingan
Supervise merupakan salah
satu tahap penting dalam manajemen program bimbingan. Supervise mencakup
mencakup dua bentuk kegiata yaitu :
v Sebagai
konteol kualitas yang direncanakan untuk memelihara,
v menyelenggarakan,
dan menentang perubahan, serta
v Mengadakan
paerubahan, penataran, dan mengadakan perubahan perilaku.
Dalam melaksanakan tugasnya
supervisor hendaknya menerima saran-saran para konelor dalam hubungannya dengan
permasalahan-permasalahan perubahan dan pengembangan kurikulum, penyesuaian
kurikulum bagi siswa, memasukkan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi
beberapa siswa atau semua siswa kedalam program sekolah.
Manfaat supervise dalam
program bimbingan ialah :
Ø Mengontrol
kegitan-kegiatan dari para personel bimbingan yaitu bagaimana pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab mereka masing-masing,
Ø Mengontrol
adanya kemungkinan hambatan-hambatan yang ditemui oleh para personel bimbingan
dalam melaksanakan tugasnya masing-masing,
Ø Memungkinkan
dicarinya jalan keluar terhadap hambatan-hambatan dan permasalahan-permasalahan
yang ditemui
Ø Memungkinkan
terlaksananya program bimbingan secara lancer kearah pencapaian tujuan sebagai
yang telah ditetapkan.
c. Penilaian program layanan bimbingan
Penilaian kegiatan bimbingan
disekolah adalah segala upaya, atau tindakan atau proses untuk menentukan
derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program
bimbingan disekolah dengan mengacu pada criteria atau patokan-patokan tertentu
sesuai dengan program bim ingan yang dilaksanakan.
Hal ini bertujuan untuk
memperoleh umpan balik terhadap keefektifan layanan bimbingan yang telah
dilaksanakan. Sehingga dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan
kegiatan layanan bimbingan. Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan
langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program
selanjutnya.
Adapun dua macam kegiatan
penilaian program kegiatan yaitu penilaian proses dan penilaian hasil antara
lain :
Kesesuaian antara program
dengan pelaksanaan;
§ Keterlaksanaan
program;
§ Hambatan-hambatan
yang dijumpai;
§ Dampak
layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar;
§ Respon
siswa, personil sekolah, orang tua dan masyarakat terhadap layanan bimbingan;
§ Perubahan
kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan, pencapaian
tugas-tugas perkembangan, dan hasil belajar, dan keberhasilan siswa setelah
menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan ataupun pada kehidupannya di
masyarakat.
Apabila dilihat dari sifat
evaluasi, evaluasi bimbingan dan konseling lebih bersifat ‘penilaian dalam
proses’ yang dapat dilakukan dengan cara berikut ini :
1. mengamati
partisipasi dan aktivitas dalam kegiatan layanan bimbingan.
2. mengungkapkan
pemahaman siswa-siswa atas bahan-bahan yang disajikan atau pemahaman/pendalaman
siswa atas masalah yang dialaminya.
3. mengungkapkankegunaan
layanan bagi siswa dan perolehan siswa sebagai hasil dari
partisipasi/aktifitasnyadalam kegiatan layanan bimbingan.
4. mengungkapkan
minat siswa tentang perlunya layanan bimbingan lebih lanjut.
5. mengamati
perkembangan siswa dari waktu kewaktu
6. mengungkapkan
kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan.
Khusus untuk kesatuan
kegiatan pendukung, evaluasinya dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. mengungkapkan
perolehan guru pembimbing sebagai hasil dari kegiatan pendukung, dan nantinya
akan dimanfaatkan untuk kegiatan layanan bimbingan terhadap siswa.
2. mengungkapkan
komitmen pihak-pihak yang terkait dalam penanganan / pengetasan masalah siswa.
3. mengungkapkan
kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan pendukung.
Penilaian ditingkat sekolah
bahwa tanggung jawab keoala sekolah yang dibantu olaeh pembimbing khusus dan
personel sekolah lainnya. Disamping itu, penilaian kegitan bimbingan dilakukan
oleh penjabat yang berwenang dari ins
Sumber informasi untuk
keperluan penilaian ini antara lain siswa, kepala sekolah, para wali kelas,
guru mata pelajaran, orang tua, tokoh masyarakat, para penjabat dekdibut,
organisasi profesi, bimbingan, sekolah lanjutan, dan lain sebagainya. Penilaian
dilakukan dengan bebagai cara dan alat seperti wawancara, obsevasi, studi
dokumentasi, angket, tes, analisis, hasil kerja siswa, dan sebagainya.
Adapun metode yang dapat digunakan dalam penilaian
program bimbingan dan konseling diantaranya sebagai berikut :
1. Ketercapaian
tujuan (goal attainment) bimbingan dan konseling yang dikaitkan dengan prestasi
belajar siswa dan berbagai jenis layanan bimbingan dan konseling.
2. Kemanfaatan
layanan bimbingan dan konseling bagi siswa mendapat berbagai informasi,
menguasai berbagai keterampilan hidup, menyesuaikan perilaku dengan lingkungan,
dan memperoleh tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
3. Kepuasan
pelanggan (consumer satisfaction) layanan bimbingan dan konseling berupa kepuasan
siswa, orang tua, guru, wali kelas, kepala sekolah, dan personel sekolah
lainnya terhadap bimbingan konseling.
4. Penilaian
ahli (expert assessment) berupa penilaian kepala sekolah, orang tua siswa,
guru, dan pengawas terhadap berbagai layanan bimbingan dan konseling yang
dibutuhkan. Berbagai pertanyaan evaluasi dapat dikemukakan seperti berikut.
Mengenai layanan bimbingan
konseling yang dievaluasi adalah konseling individual dan kelompok, konsultasi
dengan siswa, orang tua, dan giri baik individual maupun kelompok, pengukuran
minat, kemampuan, perilaku, dan kemajuan belajar siswa, dan koordinasi layanan
bimbingan dan konseling, dan mengenai tekhnik evaluasi program layanan
bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan cara observasi, rekaman audio dan
video, wawancara, simulasi, penilaian diri, hasil kerja, dan lain sebagainya.
B.
Analisis Masalah
Manajemen bimbingan dan konseling cukup berpengaruh
dalam kegiatan bimbingan dan konseling terutama ketika dihadaokan keoptimalan
hasil yang dicapai pada titik puncak kegiatan. Kegiatan bimbingan yang telah
jelas arah dan tujuannya, yang juga disertai engan kegiatan yang sudah
terjadwal dengan baik dan menghasilkan suatu titik akhir yang optimal
dibandingkan dengan kegiatan bimbingan dan konseling yang semaunya, tidak jelas
arah dan tujuannya, serta terdapat kekacauan terhadap kegiatan-kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam proses penentuan keputusan yang menyelesaikan masalah
yang dihadapi.
Penyusunan manajemen
bimbingan dan konseling harus dilakukuan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan
kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri, agar nantinya usaha pengambilan
suatu tindakan untuk menyelesaikan suatu masalah, itu benar-benar tepat dengan
permasalahan yang dihadapi.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen bimbingan dan
konseling adalah proses perencanaan, pengorganisasian, serta pengontrol
kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Dalam manajemen BK dibahas mengenai
perencanaan implementasi tugas guru pembimbing yang mencakup persiapan
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian bimbingan dan
konseling yang didalamnya mencakup kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
coordinator knselor, konselor, staf administrasi, guru mata pelajaran, serta
wali kelas yang tugas dan tanggung jawabnya telah ditentukan.
Tujuan manajemen BK adalah
untuk mendapatkan usaha dan hasil yang optimal dalam kegiatan bimbingan dan
konseling dalam menyelesaikan suatu masalah, serta untuk membenahi pelayanan
bimbingan selanjutnya.
B. Saran-saran
1.
kepada lembaga, agar
dapat mengadakan juga lembaga bimbingan dan konseling yang memiliki manajemen
yang baik sehingga mengatasi masalah pada mahasiswa, terutama masalah yang
berhubungan dengan akademik.
2.
kepada masyarakat,
setidaknya juga berusaha tahu mengenai
bimbingan dan konseling agar dapat mencari solusi terhadap masalah yang
dihadapi dengan meminta bantuan kepada orang yang professional dalam pelayanan
dibidang bimbingan dan konseling.
3.
kepada individual,
agar selalu berusaha terbuka dalam mencari penyelesaian suatumasalah yang
dihadapinya kepada orang yamng memeng dapat dipercaya dan dapat dimintai
pertolongan untuk sekedar dimintai prediksi-prediksinya dimasa yang akan dating.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Ridwan,
Penanganan efektif BK disekolah,
Bandung: Pustaka Belajar, 2005,
Ø Nurishan
juntika, achmad, Bimbingan &
Konseling, Bandung:Refika Aditama, 2006.
Ø Ahmad,
juntika nurishan, Strategi Layanan
BK,Bandung: Rafika aditama, 2007,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar