BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu pendidikan islam
memang sangat penting, untuk member bimbingn kepada anak-anak mengenai ilmu
agama. Menanamkan nilai-nilai agama kepada anak baik untuk rohani dan
jasmaninya. Sehingga menjadikan anak yang beraklak mulia. Dalam pendidikan ada yang namanya lingkungan. Lingkungan
tempat kita mendidik anak. Lingkungan pendidikan itu adalah meliputi semua
kondisi dalam dunia ini dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku manusia.
Pendidikan
merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau
buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi
lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan
formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu
akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat
luas. Ketiga lingkungan itu sering
disebut sebagai tripusat pendidikan.
Dengan kata lain proses
perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai hasil yang
maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem
pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang
berada di luar lingkungan formal
Judul tentang
lingkungan pendidikan ini sangat penting untuk dibahas pada makalah ini.
Lingkungan sangat berpengaruh pada anak. Baik untuk membentuk tingkah laku
dan sifat anak. Oleh sebab itu
pendidikan di sekolah merupakan tempat lingkungan yang baik. Untuk membentuk
kepribadian anak yang baik. Apalagi mengenai pendidikan islam. Lingkungan
pendidikan islam itu berada di
pasantren, sekolah-sekolah agama, tempat pengajian dan sebagainya. Dilingkungan
pendidikan islam dapat membentuk karakter atau kepribadian anak yang baik.
Karena selalu diajarkan atau diarahkan kepada anak tentang nilai-nilai agama.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1) Apa yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan?
2) Sebutkan macam-macam lingkungan pendidikan islam?
3) Bagaimana sekolah sebaga lingkungan pendidikan islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan
Lingkungan
ialah sesuatu yang berada diluar diri anak yang mempengaruhi perkembangannya. Menurut
Sartain (seorang ahli psikologi Amerika)[1] mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
lingkungan sekitar kita ialah meliputi semuwa kondisi dalam dunia ini yang
dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku manusia ,pertumbuhan dan
perkembangan kecuali gen-gen linkungan bagi gen yang lain.
Pendapat
lain[2] mengatakan bahwa lingkungan
itu tidak hanya terdapat sejumlah faktor pada suatu saat,melainkan terdapat pada faktor-faktor
lain yang banyak jumlahnya,yang secara pontensial dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan tingkah laku anak.
Alam
sekitar merupakan salah satu faktor dari
faktor-faktor pendidikan yang ada.Dengan
demikian alam seekitar merupakan faktor penting pula bagi pelaksanaan pendidikan.
Namun demikian faktor alam sekitar jelas berbeda apa bila dibandingkan dengan
faktor pendidikan.Kedua faktor pendidikan ini diakui ada persamaannya yaitu
keduanya mempunyai pengaruh kepada pertumbuhan,perkembangan dan tingkah laku
anak.Di samping itu diakui pula ada perbedaanya. Pengaruh alam sekitarnya merupakan
pengaruh belaka,tidak tersimpul unsur tanggung jawab didalamnya.
Anak
didik akan untung apabila kebetulan mendapat pengaruh yang baik,sebaliknya anak
didik akan rugi apabila kebetulan mendapat pengaruh yang kurang baik.
Memang
alam sekitarnya berpengaruh besar pada anak didik,meliputi alam sekitar yang
baik.Lebih-lebih alam sekitar yang kurang baik mudah mempengaruhi anak didik.
Mengingat anak didik, maka sudah sepantasnyalah jika pendidiksan bersikap bijaksana
dalam bersikap dan menghadapi alam sekitar tersebut.
Sedangkan
faktor Pendidikan secara sadar dan bertanggung jawab menuntun dan memimbimbing
anak kepada tujuan pendidikan yang diharapkan.
Mengingat
adanya perbedaan tanggung jawab pengaruh pedidikan terhadap anak didik umumnya
memisahkan dalam membahas pendidik dan alam sekitar sebsagai faktor pendidikan.
Namun demian kelima faktor pendidikan tersebut saling berhungan dan berpengruh.
Seolah-olah faktor pendidikan tersebut merupakan suatu gestalt.Ialahsuatu keseluruhan yang berarti ,dan apabila salah satu
bagian dari keseluruhan itu dihilangkan, maka akan tidak berarti bagian-bagian
tersebut.
B. Macam Macam Lingkungan Dalam Pendidikan
Menurut Dsr. Abdurrahman Saleh ada tiga macam
pengaruh lingkungan pendidikan terhadap
beragam anak, yaitu[3]
a. Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama.
Linkungan semacam ini adakalanya berkeberatan terhadap pendidikan agama,dan
adakalanya sedikit tahu tentang hal itu.
b. Lingkungan yang berpegang kepada teradisi agama tetapi
tanpa keinsafan batin: biasanya lingkungan demikian menghasilkan anak-anak beragama secara teradisional tanpa
kritik atau secara kebulan.
c. Lingkungan yang memiliki tradisi agma dengan sadar dan
hidup dalam kehidupan agama.Apabila lingkungan ini ditunjang oleh pimpinan yang
baik dan kesempatan yang memadai, maka kemungkinan besar hasilnya pun paling
baik “ Dari uraian tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
Pendidikan itu dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu:
a. Pengaruh lingkungan positif
b. Pengaruh lingkungan negative
c. Pengaruh lingkungan netral
Pengaruh linkungan positif yaitu lingkungan yang
memberikan dorongan atau memberikan motivasi dan rangsangan kepada anak untuk
menerima. Menyakini serta mengamalkan ajaran islam. Sedangkan penguruh
lingkungan negatif yaitu lingkungan yang menghalangi atau kurang menunjang
kepada anak untuk menerima, memahami, menyakini dan mengamalkanya ajaran Islam.
Mengenai lingkungan netral adalah lingkungan yang
tidak memberikan dorongan untuk menyakini dan mengamalkan ajaran Islam. Demikian pula tidak melarang atau menghalangi
anak-anak untuk menyakini dan mengamalkan ajaran Islam. Lingkungan ini apatis, masa bodoh terhadap
keberagaman anak-anak.Lingkungan itu. Nampak ada dalam kehidupan bermasyarakat.
Selanjutnya di bawah ini akan dibahas beberapa lembaga
yang tumbuh di dalam masyarakat serta mempunyai Pengaruh luas bagi kehidupan
anak.
a) Keluarga
Secara literatur
keluarga adalah unit sosial terkecil yang
terdiri dari orang yang berada dalam rumah yang sekurang-kurangnya terdiri dari
suami dan istri. Selain itu Keluarga adalah ikatan laki-laki dengan
wanita berdasarkan hukum atau undang-undang Perkawinan yang sah. Disini terjadi interaksi Pendidikan.
Para ahli didik umunya menyakinkan Pendidikan di
lembaga ini menyatakan Pendidikan lembaga ini merupakan utama.
Dikatan demikian karena lembaga inilah anak
mendapatkan Pendidikan untuk Pertama kalinya. Disamping itu pendidikan di sini mempunyai pengaruh pengaruh yang
dalam terhadap kehidupan peserta didik.
Pada tahun-tahun pertama, orang tua memegang peranan
utama dan memikul tanggung jawab pendidikan anak. Pada saat ini pemeliharan dan
pembiasaan sangat penting dalam melaksanakan pendidikan. Kasih sayang orang tua
yang tumbuh akibat dari hubungan darah dan diberikan kepada anak secara wajar
atau sesuai dengan kebutuhan, mempunyai arti sangat penting bagi pertumbuhanya.
Kekurangan belaian kasih sayang orang
tua menjadikan keras kepala, sulit diatur, mudah berontak dan lain-lain,
penakut, tidak cepat untuk hidup mandiri. Karena itu harus pandai dan tepat
memberikan kasih sayang kepada anaknya jangan kurang dan jangan pula berlebihan.
Allah befirman dalam surah At-tahrim ayat 6:
Artinya: “Peliharalah
dirimu dan kelurgamu dari siksaan api neraka { QS. At-Tahrim: 6}
Kalau orang tua tidak pandai mendidik anak dan
memelihara anak,akhirnya anak tersebut terjerumus ke lembah kenistaan, maka
akibatnya orang tua menerima akibatnya dinuia apalagi dii akhirat.
Keluarga yang ideal ialah keluarga yang mau memberikan
dorongan kuat kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan agama. Jika mereka
mampu dan memberikan kesempatan, maka mereka lakukan sendiri Pendidikan ini,
tetapi apabila tidak mampu berksempatan, maka mereka datangkan guru untuk
memberikan pelajaran Privat kepada anak-anak mereka. Disamping itu mereka masih
memberikan perhatian dan fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan. Mereka merasa
kecewa dan merasa berdosa kepada tuhan apabila tidak memberikan perhatian
Pendidikan agama ini. Keluarga yang demikianlah melahirkan anak-anak taat
menjalankan agama.
Adapun keluarga yang acuh atau tidak taat menjalankan
agama atau bahkan membenci kepada ajaran agama, keluarga ini tidak akan
memberikan dorongan anaknya untuk mempelajari agama. Malahan boleh jadi mereka bersikeras,
melarang anaknya mempelajari agama itu justru menghabat perkembagan dan
kehidupan anaknya. Keluarga yang demikian yang meluhurkan anaknya bersikap apatis
terhadap agama bahkan mungkin menjadi ingkar terhadap kebenaran agama. Setelah
memasuki masa kanak-kanak (etetis), lingkungan
makin luas.
Selain dari ayah bundanya, keluarga-keluarga lain pun
telah memegang peranan. Hubungan dengan kelurga selain ibu bapak, mambawa
akibat-akibat baru terhadap anak-anak itu. Kasih sayang seperti yang diterimanya
dari ibu bapak, tidak akan diperolehnya dari keluarga-kaluarga lain itu. Kasih
sayang mereka itu, biasanya lepas dari soal-soal memanjakan si terdidik, sehingga tidak selalu keinginan
si anak itu dipenuhi oleh mereka. Jika terjadi demikian, maka hal itu akan
banyak membantu anak-anak kearah berdiri sendiri, dan mengenal
lingkungannya dengan baik. Orang tua
yang bijaksana akan member kesempatan secukupnya kepada anak-anaknya untuk
bergaul dengan keluarga-keluarganya itu, dengan keluarga-keluarganya itu,
dengan tetangga-tetangganya yang dekat dan sebagainya.
b) Sekolah
sekolah adalah lembaga Pendidikan yang sangat penting
sesuda keluarga. Pada waktu anak-anak menginjak umur 6 atau 7 tahun
perkembangan intelek, daya pikir telah meningkat semedikian rupa, karena itu
pada masa ini disebut masa keserasian bersekolah. Ia telah mampu mempelajari
ilmu-imu yang diajarkan di sekolah seperti Matematika, Ilmu pengetahuan Sosial,
Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa, Olahraga, Keterampilan, Agama dan sebagainya.
Keluarga umumnya tidak berkemampuan mengajarkan ilmu-ilmu tersebut. Oleh karena
itu sudah sepantasnyalah mereka menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada
sekolah.Dan memang sekolah yang telah diatur dan dipersiapkan sedemikian rupa,
mampu melaksanakan tugas-tugas di atas, tugas guru pemimpin-pemimpin di skolah
di samping memberikan pendidikan dasar-dasar keilmuan juga pendidikan budi
pekerti dan agama ini seharusnya merupakan lanjutan atau setidak-tidaknya tidak
bertentangan dengan yang diberikan di dalam keluarga.
Apa bila ada perbedaan atau pertentangan dari keduanya
akan mengakibatkan kebingungan pada anak mungkin ketidakpercyaan anak kepada
kedua lembaga tersebut. Karena itu pendidikan dii sekolah mestinya seharusnya
searah dengan yang diberikan didalam keluarga. Syukur kalau mungkin diadakan
kerja sama diantara keduanya. Hal yang demikian ini berpengaruh positif bagi
pembentukan kepribadian anak. Selain dari pada itu, setiap kerja sama antara
sekolah dengan kelurga dalam bidang apapun, akan membantu meniadakan
konflik-konflik batin yang mungkin timbul karena perbedaan pandangan keduanya.
Disamping itu telah diakui oleh berbagai pihak tentang
peran sekolah bagi pembentukan keperibadian anak sangat benar. Sekolah telah
membina anak tentang kecerdasan, sikap, minat dan sebagianya dengan gaya dan
caranya sendiri sehingga anak menaatinya. Karena itu dapatlah dikatakan sekolah
yang berpengaruh besar bagi jiwa dan keberagamaan anak. Lingkungan sekolah yang
positif terhadap pendidikan Islam yaitu lingkungan sekolah yang memberikan fasilitas
dan motivasi untuk berlangsungnya pendidikan agama ini. Apalagi sekolah ini
memberikan sarana dan prasarana yang memadai untuk penyelenggaraan pendidikan
agama, maka dibuatkan pula tempat wudhu, tempat ibadah diadakan buku-buku
ke-Islaman didalam perpustakaan sekolah dan diberikan kesempatan tang luas
untuk penyenggaraan praktek-praktek ibadah dan peringatan hari-hari besar Islam
dan lain-lain. Lingkungan sekolah demikian inilah yang mampu membina anak rajin
beribadah, berpandangan luas dan daya nalar kreatif.
Sedangkan lingkungan sekolah yang netral dan kurang
menumbuhkan jiwa anak untuk gemar beramal, justu menjadikan anak jumud, picik,
berwasan sempit. Sifat dan sikap ini menghabat pertumbuhan anak.
Lingkungan sekolah yang negatif terhadap pendidikan
agama yaitu linkungan sekolah berusaha keras untuk meniadakan keperyacaan agama
di kalangan anak-anak didik. Di zaman ORLA didapati cerita adanya guru-guru
taman kanak-kanak yang membenci dan berusaha untuk mengilangkan kepercayaan agama
anak-anak. Diceritakan ada seorang guru TK yang berusaha mengilangkan
kepercayan agama anak didiknya. Ia berkata: “ hai anak-anak tutuplah matamu dan
mintalah permen ke pada Tuhan. Ternyata tidak mendapatkan permen bukan? Sebab
tuhan memang tidak ada. Kemudian tutuplah matamu dan mintalah permen kepada ibu
gurumu. ”Lantas ibu guru memasukan permen kedalam mulut anak didiknya,
selanjutnya ia berkata: sekarang anak-anak memperoleh permen karena orang yang
ada yaitu ibu guru.” Lingkungan sekolah
ini tidak dapat menguntungkan, yaitu menghilangkan kepercayaan anak terhadap
agama. Lingkungan yang demikianlah inilah yang dapat membina anak bersifat atheis
artinya tidak percaya kepada Tuhan bahkan anti Tuhan.Mereka berpandangan
materialistis dan hanya mempercayai segala sesuatu yang Nampak oleh mata.
Sebaliknya sesuatu yang tidak ditagkap dan dihayati oleh mata adalah tidak ada.
Orang-orang yang berpandangan demikian inilah umumnya berpendirian agama adalah
candu masyarakat
c) tempat ibadah
Tempat ibadah yang dimaksud adalah Mushola, mesjid dan
lain-lain. Oleh umat Islam ini digunakan untuk Pendidikan dasar-dasar
ke-Islaman. Pendidikan ini merupakan kelanjutan dari pendidikan di dalam
keluarga. Di tempat biasanya diadakan Pendidikan dan pengajaran Islam baik
individu atau klasikal (dalam bentuk madrasah Diniyah), rutin maupun berkala.
Disamping itu sering kali diadakan pengajian-pngajian
umum seperti pengajian untuk hari-hari besar Islam,tabligh akbar, diskusi dan
seminar.
Mengenai Pendidikan anak-anak (Madrasah Diniyah)
kurikulum dan penyelenggaran ada yang diatur oleh sekolah sendiri tetapi banyak
yang mengikuti pentunjuk aturan yang ditetapkan oleh departemen Agama Republik
Indonesia.Tempat ibadah yang demikian mampu menumbuhkan anak gemar bribadah,
suka bermal, rajin berjamaah serta senang kepada amal jariyah.
Disamping itu ada pula tempat ibadah yang didirikan
hanya untuk sholat berjamaah saja atau bahkan ada masjid yang hanya yang
hanya dipakai sholat jum’at, kalaupun
ada sholat jamaah, sholat fardhu jamaahnya jumlahnya sangat tertabas. Tempat
ibadah ini dapat menyuburkan kehidupan beragama di kalangan anak-anak sekalipun
tidak sekuat dengan pengaruh tempat ibadah yang pertama.
Ada lagi tempat ibadah yang didikan tidak digunakan
untuk tujuan-tujuan syiar Islam sebaliknya justru untuk menghancurkan Islam
sebagai mana masjid dhiran yang didirikan sewaktu Nabi Muhammad masih hidup.
Masjid ini akhirnya diperintahkan Nabi untuk di hancurkan saja.Lingkungan
mesjid ini membawa pengaruh sejarah dengan tujuan pembangunan mesjid tersebut
yaitu membenci kepada Islam.
d) Masyarakat
Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga
.jika dilihat dari ruang lingkup masyarakat banyak diumpai keanekaragaman
bentuk dan sifat masyarakat[4]. Namun justru dengan
keanekaragaman inilah dapat memperkaya budaya bangsa Indonesia. Dilingkungan
masyarakat ini berlangsungnya pendidikan seumur hidup. Dibanding dengan
lingkungan keluarga dan sekolah sangat terbatas ruang dan waktu. Dalam
lingkungan masyarakat semua orang akan mengaplikasikan segala apa yang
didiapat mereka di sekolah dan di
lingkungan keluarga.
Organisasi-organisasi yang tumbuh di dalam masyarakt
itu banyak, antara lain:
1) Kependudukan
2) Perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti perkumpulan
mahasiswa, perkumpulan pelajar.
3) Perkumpulan-perkumpulan olah raga dan kesenian
4) Perkumpulan-perkumpulan sementara panitia penolongan
korban bencana alam.
5) Perkumpulan pengajaian dan diskusi
6) Perkumpulan koperasi dan lain-lain
Organisasi seperti diatas jika berdasarkan diri pada
agama mempunyai pengaruh positif bagi kehidupan agama. Tidak kalah pentingnya dengan
organisasi-organisasi diatas yaitu persekutuan hidup di dalam masyarakat yang
memanifestasikan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Semua itu ikut
mempengaruhi keagamaan anak.
Perkumpulan dan persekutuan hidup masyarakat yang
memberikan anak untuk hidup dan mempraktekan ajaran islam rajin beramal , cinta
damai, toleransi dan suka menabung Ukhwah islamiyah, sebaiknya lingkungan yang
tidak menghargai agama islam maka dapat menjadikan anak apatis atau masa bodoh
kepada agama islam. Apalagi masyarakat yang
membenci kepada islam, maka akhirnya anaknya akan membenci agama islam.
C. Sekolah Sebagai Lingkungan Pendidikan
Sekolah adalah tempat anak-anak menuntut ilmu. Berbagai macam ilmu dipelajarkan di sekolah.
Baik ilmu dunia maupun ilmu agama. Sekolah merupakan tempat dimana anak-anak
belajar dan dididik oleh tenaga pengajar. Anak mulai di masukkan sekolah ketika
mereka berumur 6 tahun. Bahkan sebelum mengijak sekolah dasar , ada sebuah
lembaga pendidikan untuk anak-anak dibawah 6 tahun.
Sekolah juga adalah tempat mendidik anak. Oleh karena
itu , tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam
keluarga, terutama dalam ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan ana-anak. Selama mereka diserahkan
kepada pihak sekolah. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga
terhadap pendidikan yaitu:
a) sekolah membantu orang tua mengerjakan
kebiasan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik
b) sekolah memberikan pendidikan untuk kehhidupan didalam
masyarakat yang sukar atau tidak dapat di berikan di rumah
c) sekolah melatih anak-anak memperoleh
kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta
ilmu-ilmu lain yang sifatnya kecerdasan dan pengetahuan.
d) Di sekolah dinerikan pelajaran etika, keagamaan,
estetika, dan mengetahui yang benar dan yang salah.
e) Serta adanya peraturan yang mutlak yang sifatnya
memeksa untuk anak mematuhinya, agar menjadi murid yang patuh dan disiplin
terhadap waktu dan tempat. Jika dilanggar akan mendapat hukuman, yang membuat
anak-anak jera untuk melakukan kesalahan.
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang baik
untuk mendidik anak. Apalagi jika sekolah itu berprioritaskan terhadap
pelajaran agama islam. Sungguh sangat baik terhadap anak untuk mempelajari
agama islam. Lingkungan seperti ini akan membiasakan anak untuk berprilaku yang baik sesuai dengan
nilai-nilai ajaran islam. Ditambah dengan para pengajar yang memberi contoh
teladan yang baik. Sehingga membuat suasana lingkungan pendidikan yang nyaman.
Disamping itu telah diakui oleh berbagai pihak tentang
peran sekolah bagi pembentukan keperibadian anak sangat benar. Sekolah telah
membina anak tentang kecerdasan, sikap, minat dan sebagianya dengan gaya dan
caranya sendiri sehingga anak menaatinya. Karena itu dapatlah dikatakan sekolah
yang berpengaruh besar bagi jiwa dan keberagamaan anak. Lingkungan sekolah yang
positif terhadap pendidikan Islam yaitu lingkungan sekolah yang memberikan
fasilitas dan motivasi untuk berlangsungnya pendidikan agama ini. Apalagi
sekolah ini memberikan sarana dan prasarana yang memadai untuk penyelenggaraan
pendidikan agama, maka dibuatkan pula tempat wudhu, tempat ibadah diadakan
buku-buku ke-Islaman didalam perpustakaan sekolah dan diberikan kesempatan tang
luas untuk penyenggaraan praktek-praktek ibadah dan peringatan hari-hari besar
Islam dan lain-lain. Lingkungan sekolah demikian inilah yang mampu membina anak
rajin beribadah, berpandangan luas dan daya nalar kreatif.
Sedangkan lingkungan sekolah yang netral dan kurang
menumbuhkan jiwa anak untuk gemar beramal, justu menjadikan anak jumud, picik,
berwasan sempit. Sifat dan sikap ini menghabat pertumbuhan anak.
Lingkungan sekolah yang negatif terhadap pendidikan
agama yaitu linkungan sekolah berusaha keras untuk meniadakan keperyacaan agama
di kalangan anak-anak didik. Di zaman ORLA didapati cerita adanya guru-guru
taman kanak-kanak yang membenci dan berusaha untuk mengilangkan kepercayaan
agama anak-anak. Diceritakan ada seorang guru TK yang berusaha mengilangkan
kepercayan agama anak didiknya. Ia berkata: “ hai anak-anak tutuplah matamu dan
mintalah permen ke pada Tuhan. Ternyata tidak mendapatkan permen bukan? Sebab
tuhan memang tidak ada. Kemudian tutuplah matamu dan mintalah permen kepada ibu
gurumu. ”Lantas ibu guru memasukan permen kedalam mulut anak didiknya,
selanjutnya ia berkata: sekarang anak-anak memperoleh permen karena orang yang
ada yaitu ibu guru.” Lingkungan sekolah
ini tidak dapat menguntungkan, yaitu menghilangkan kepercayaan anak terhadap
agama. Lingkungan yang demikianlah inilah yang dapat membina anak bersifat
atheis artinya tidak percaya kepada Tuhan bahkan anti Tuhan.Mereka berpandangan
materialistis dan hanya mempercayai segala sesuatu yang Nampak oleh mata.
Sebaliknya sesuatu yang tidak ditagkap dan dihayati oleh mata adalah tidak ada.
Orang-orang yang berpandangan demikian inilah umumnya berpendirian agama adalah
candu masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan
pendidikan adalah kondisi daerah sekitar
yang degan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku dan pertumbuhan
psikis dan fisik anak.
Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang
dengan segala benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidupa lainnya. Adapun fungsi dari lingkungan
pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi
dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang
optimal. Antara lingkungan yang satu dengan lingkungan
yang lain tidak mungkin untuk berdiri sendiri. Terdapat
hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antar lingkungan pendidikan.
Lingkungan pendidikan terbagi atas tiga yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkuan sekolah.
DAFTAR RUJUKAN
Nata, Abudin. Filsafat Pendidikan Islam.( Jakarta:
Gaya Media Pratama. 2005)
Arifin. Ilmu Pendidikan Islam. ( Jakarta: PT Bumi Aksara. 2003)
Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam. (Bandung: CV
Pustaka Setia.2005)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar