Rabu, 23 Desember 2015

Macam-macam lingkungan




BAB I
PENDAHULUAN
                                                 A.   Latar Belakang
LingkunganIlmu pendidikan islam memang sangat penting, untuk member bimbingn kepada anak-anak mengenai ilmu agama. Menanamkan nilai-nilai agama kepada anak baik untuk rohani dan jasmaninya. Sehingga menjadikan anak yang beraklak mulia. Dalam pendidikan  ada yang namanya lingkungan. Lingkungan tempat kita mendidik anak. Lingkungan pendidikan itu adalah meliputi semua kondisi dalam dunia ini dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku manusia.

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan.
Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada di luar lingkungan formal
 Judul tentang lingkungan pendidikan ini sangat penting untuk dibahas pada makalah ini. Lingkungan sangat berpengaruh pada anak. Baik untuk membentuk tingkah laku dan  sifat anak. Oleh sebab itu pendidikan di sekolah merupakan tempat lingkungan yang baik. Untuk membentuk kepribadian anak yang baik. Apalagi mengenai pendidikan islam. Lingkungan pendidikan islam  itu berada di pasantren, sekolah-sekolah agama, tempat pengajian dan sebagainya. Dilingkungan pendidikan islam dapat membentuk karakter atau kepribadian anak yang baik. Karena selalu diajarkan atau diarahkan kepada anak tentang nilai-nilai agama.
B.   Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1)    Apa yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan?
2)    Sebutkan macam-macam lingkungan pendidikan islam?
3)    Bagaimana sekolah sebaga lingkungan pendidikan islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Lingkungan
            Lingkungan ialah sesuatu yang berada diluar diri anak  yang mempengaruhi perkembangannya. Menurut Sartain (seorang ahli psikologi Amerika)[1]  mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan sekitar kita ialah meliputi semuwa kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku manusia ,pertumbuhan dan perkembangan kecuali gen-gen linkungan bagi gen yang lain.
            Pendapat lain[2] mengatakan bahwa lingkungan itu tidak hanya terdapat sejumlah faktor  pada suatu saat,melainkan terdapat pada faktor-faktor lain yang banyak jumlahnya,yang secara pontensial dapat mempengaruhi pertumbuhan dan tingkah laku anak.
            Alam sekitar merupakan salah satu faktor  dari faktor-faktor  pendidikan yang ada.Dengan demikian alam seekitar merupakan faktor penting pula bagi pelaksanaan pendidikan. Namun demikian faktor alam sekitar jelas berbeda apa bila dibandingkan dengan faktor pendidikan.Kedua faktor pendidikan ini diakui ada persamaannya yaitu keduanya mempunyai pengaruh kepada pertumbuhan,perkembangan dan tingkah laku anak.Di samping itu diakui pula ada perbedaanya. Pengaruh alam sekitarnya merupakan pengaruh belaka,tidak tersimpul unsur tanggung jawab didalamnya.
            Anak didik akan untung apabila kebetulan mendapat pengaruh yang baik,sebaliknya anak didik akan rugi apabila kebetulan mendapat pengaruh yang kurang baik.
            Memang alam sekitarnya berpengaruh besar pada anak didik,meliputi alam sekitar yang baik.Lebih-lebih alam sekitar yang kurang baik mudah mempengaruhi anak didik. Mengingat anak didik, maka sudah sepantasnyalah jika pendidiksan bersikap bijaksana dalam bersikap dan menghadapi alam sekitar tersebut.
            Sedangkan faktor Pendidikan secara sadar dan bertanggung jawab menuntun dan memimbimbing anak kepada tujuan pendidikan yang diharapkan.
            Mengingat adanya perbedaan tanggung jawab pengaruh pedidikan terhadap anak didik umumnya memisahkan dalam membahas pendidik dan alam sekitar sebsagai faktor pendidikan. Namun demian kelima faktor pendidikan tersebut saling berhungan dan berpengruh. Seolah-olah faktor pendidikan tersebut merupakan suatu gestalt.Ialahsuatu keseluruhan yang berarti ,dan apabila salah satu bagian dari keseluruhan itu dihilangkan, maka akan tidak berarti bagian-bagian tersebut.

B.   Macam Macam Lingkungan Dalam Pendidikan
Menurut Dsr. Abdurrahman Saleh ada tiga macam pengaruh  lingkungan pendidikan terhadap beragam anak, yaitu[3]
a.    Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama. Linkungan semacam ini adakalanya berkeberatan terhadap pendidikan agama,dan adakalanya sedikit tahu tentang hal itu.
b.    Lingkungan yang berpegang kepada teradisi agama tetapi tanpa keinsafan batin: biasanya lingkungan demikian menghasilkan  anak-anak beragama secara teradisional tanpa kritik atau secara kebulan.
c.    Lingkungan yang memiliki tradisi agma dengan sadar dan hidup dalam kehidupan agama.Apabila lingkungan ini ditunjang oleh pimpinan yang baik dan kesempatan yang memadai, maka kemungkinan besar hasilnya pun paling baik “ Dari uraian tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
 Pendidikan itu dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a.    Pengaruh lingkungan positif
b.    Pengaruh lingkungan negative
c.    Pengaruh lingkungan netral
Pengaruh linkungan positif yaitu lingkungan yang memberikan dorongan atau memberikan motivasi dan rangsangan kepada anak untuk menerima. Menyakini serta mengamalkan ajaran islam. Sedangkan penguruh lingkungan negatif yaitu lingkungan yang menghalangi atau kurang menunjang kepada anak untuk menerima, memahami, menyakini dan mengamalkanya ajaran Islam.
Mengenai lingkungan netral adalah lingkungan yang tidak memberikan dorongan untuk menyakini dan mengamalkan ajaran Islam.  Demikian pula tidak melarang atau menghalangi anak-anak untuk menyakini dan mengamalkan ajaran Islam.  Lingkungan ini apatis, masa bodoh terhadap keberagaman anak-anak.Lingkungan itu. Nampak ada dalam kehidupan bermasyarakat.
Selanjutnya di bawah ini akan dibahas beberapa lembaga yang tumbuh di dalam masyarakat serta mempunyai Pengaruh luas bagi kehidupan anak.
a)    Keluarga
Secara literatur  keluarga adalah unit sosial terkecil yang terdiri dari orang yang berada dalam rumah yang sekurang-kurangnya terdiri dari suami dan istri. Selain itu Keluarga adalah ikatan laki-laki dengan wanita berdasarkan hukum atau undang-undang Perkawinan yang sah.  Disini terjadi interaksi Pendidikan.
Para ahli didik umunya menyakinkan Pendidikan di lembaga ini menyatakan Pendidikan lembaga ini merupakan utama.
Dikatan demikian karena lembaga inilah anak mendapatkan Pendidikan untuk Pertama kalinya. Disamping itu pendidikan  di sini mempunyai pengaruh pengaruh yang dalam terhadap kehidupan peserta didik.
Pada tahun-tahun pertama, orang tua memegang peranan utama dan memikul tanggung jawab pendidikan anak. Pada saat ini pemeliharan dan pembiasaan sangat penting dalam melaksanakan pendidikan. Kasih sayang orang tua yang tumbuh akibat dari hubungan darah dan diberikan kepada anak secara wajar atau sesuai dengan kebutuhan, mempunyai arti sangat penting bagi pertumbuhanya. Kekurangan belaian kasih sayang orang  tua menjadikan keras kepala, sulit diatur, mudah berontak dan lain-lain, penakut, tidak cepat untuk hidup mandiri. Karena itu harus pandai dan tepat memberikan kasih sayang kepada anaknya jangan kurang dan jangan pula berlebihan.
Allah befirman dalam surah At-tahrim ayat 6:


Artinya: “Peliharalah dirimu dan kelurgamu dari siksaan api neraka { QS. At-Tahrim: 6}        
Kalau orang tua tidak pandai mendidik anak dan memelihara anak,akhirnya anak tersebut terjerumus ke lembah kenistaan, maka akibatnya orang tua menerima akibatnya dinuia apalagi dii akhirat.
Keluarga yang ideal ialah keluarga yang mau memberikan dorongan kuat kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan agama. Jika mereka mampu dan memberikan kesempatan, maka mereka lakukan sendiri Pendidikan ini, tetapi apabila tidak mampu berksempatan, maka mereka datangkan guru untuk memberikan pelajaran Privat kepada anak-anak mereka. Disamping itu mereka masih memberikan perhatian dan fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan. Mereka merasa kecewa dan merasa berdosa kepada tuhan apabila tidak memberikan perhatian Pendidikan agama ini. Keluarga yang demikianlah melahirkan anak-anak taat menjalankan agama.
Adapun keluarga yang acuh atau tidak taat menjalankan agama atau bahkan membenci kepada ajaran agama, keluarga ini tidak akan memberikan dorongan anaknya untuk mempelajari agama. Malahan boleh jadi mereka bersikeras, melarang anaknya mempelajari agama itu justru menghabat perkembagan dan kehidupan anaknya. Keluarga yang demikian yang meluhurkan anaknya bersikap apatis terhadap agama bahkan mungkin menjadi ingkar terhadap kebenaran agama. Setelah memasuki masa kanak-kanak  (etetis), lingkungan makin luas.
Selain dari ayah bundanya, keluarga-keluarga lain pun telah memegang peranan. Hubungan dengan kelurga selain ibu bapak, mambawa akibat-akibat baru terhadap anak-anak itu. Kasih sayang seperti yang diterimanya dari ibu bapak, tidak akan diperolehnya dari keluarga-kaluarga lain itu. Kasih sayang mereka itu, biasanya lepas dari soal-soal memanjakan  si terdidik, sehingga tidak selalu keinginan si anak itu dipenuhi oleh mereka. Jika terjadi demikian, maka hal itu akan banyak membantu anak-anak kearah berdiri sendiri, dan mengenal lingkungannya  dengan baik. Orang tua yang bijaksana akan member kesempatan secukupnya kepada anak-anaknya untuk bergaul dengan keluarga-keluarganya itu, dengan keluarga-keluarganya itu, dengan tetangga-tetangganya yang dekat dan sebagainya.
b)    Sekolah
sekolah adalah lembaga Pendidikan yang sangat penting sesuda keluarga. Pada waktu anak-anak menginjak umur 6 atau 7 tahun perkembangan intelek, daya pikir telah meningkat semedikian rupa, karena itu pada masa ini disebut masa keserasian bersekolah. Ia telah mampu mempelajari ilmu-imu yang diajarkan di sekolah seperti Matematika, Ilmu pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa, Olahraga, Keterampilan, Agama dan sebagainya. Keluarga umumnya tidak berkemampuan mengajarkan ilmu-ilmu tersebut. Oleh karena itu sudah sepantasnyalah mereka menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada sekolah.Dan memang sekolah yang telah diatur dan dipersiapkan sedemikian rupa, mampu melaksanakan tugas-tugas di atas, tugas guru pemimpin-pemimpin di skolah di samping memberikan pendidikan dasar-dasar keilmuan juga pendidikan budi pekerti dan agama ini seharusnya merupakan lanjutan atau setidak-tidaknya tidak bertentangan dengan yang diberikan di dalam keluarga.
Apa bila ada perbedaan atau pertentangan dari keduanya akan mengakibatkan kebingungan pada anak mungkin ketidakpercyaan anak kepada kedua lembaga tersebut. Karena itu pendidikan dii sekolah mestinya seharusnya searah dengan yang diberikan didalam keluarga. Syukur kalau mungkin diadakan kerja sama diantara keduanya. Hal yang demikian ini berpengaruh positif bagi pembentukan kepribadian anak. Selain dari pada itu, setiap kerja sama antara sekolah dengan kelurga dalam bidang apapun, akan membantu meniadakan konflik-konflik batin yang mungkin timbul karena perbedaan pandangan keduanya.
Disamping itu telah diakui oleh berbagai pihak tentang peran sekolah bagi pembentukan keperibadian anak sangat benar. Sekolah telah membina anak tentang kecerdasan, sikap, minat dan sebagianya dengan gaya dan caranya sendiri sehingga anak menaatinya. Karena itu dapatlah dikatakan sekolah yang berpengaruh besar bagi jiwa dan keberagamaan anak. Lingkungan sekolah yang positif terhadap pendidikan Islam yaitu lingkungan sekolah yang memberikan fasilitas dan motivasi untuk berlangsungnya pendidikan agama ini. Apalagi sekolah ini memberikan sarana dan prasarana yang memadai untuk penyelenggaraan pendidikan agama, maka dibuatkan pula tempat wudhu, tempat ibadah diadakan buku-buku ke-Islaman didalam perpustakaan sekolah dan diberikan kesempatan tang luas untuk penyenggaraan praktek-praktek ibadah dan peringatan hari-hari besar Islam dan lain-lain. Lingkungan sekolah demikian inilah yang mampu membina anak rajin beribadah, berpandangan luas dan daya nalar kreatif.
Sedangkan lingkungan sekolah yang netral dan kurang menumbuhkan jiwa anak untuk gemar beramal, justu menjadikan anak jumud, picik, berwasan sempit. Sifat dan sikap ini menghabat pertumbuhan anak.
Lingkungan sekolah yang negatif terhadap pendidikan agama yaitu linkungan sekolah berusaha keras untuk meniadakan keperyacaan agama di kalangan anak-anak didik. Di zaman ORLA didapati cerita adanya guru-guru taman kanak-kanak yang membenci dan berusaha untuk mengilangkan kepercayaan agama anak-anak. Diceritakan ada seorang guru TK yang berusaha mengilangkan kepercayan agama anak didiknya. Ia berkata: “ hai anak-anak tutuplah matamu dan mintalah permen ke pada Tuhan. Ternyata tidak mendapatkan permen bukan? Sebab tuhan memang tidak ada. Kemudian tutuplah matamu dan mintalah permen kepada ibu gurumu. ”Lantas ibu guru memasukan permen kedalam mulut anak didiknya, selanjutnya ia berkata: sekarang anak-anak memperoleh permen karena orang yang ada  yaitu ibu guru.” Lingkungan sekolah ini tidak dapat menguntungkan, yaitu menghilangkan kepercayaan anak terhadap agama. Lingkungan yang demikianlah inilah yang dapat membina anak bersifat atheis artinya tidak percaya kepada Tuhan bahkan anti Tuhan.Mereka berpandangan materialistis dan hanya mempercayai segala sesuatu yang Nampak oleh mata. Sebaliknya sesuatu yang tidak ditagkap dan dihayati oleh mata adalah tidak ada. Orang-orang yang berpandangan demikian inilah umumnya berpendirian agama adalah candu masyarakat
c)    tempat ibadah
Tempat ibadah yang dimaksud adalah Mushola, mesjid dan lain-lain. Oleh umat Islam ini digunakan untuk Pendidikan dasar-dasar ke-Islaman. Pendidikan ini merupakan kelanjutan dari pendidikan di dalam keluarga. Di tempat biasanya diadakan Pendidikan dan pengajaran Islam baik individu atau klasikal (dalam bentuk madrasah Diniyah), rutin maupun berkala.
Disamping itu sering kali diadakan pengajian-pngajian umum seperti pengajian untuk hari-hari besar Islam,tabligh akbar, diskusi dan seminar.
Mengenai Pendidikan anak-anak (Madrasah Diniyah) kurikulum dan penyelenggaran ada yang diatur oleh sekolah sendiri tetapi banyak yang mengikuti pentunjuk aturan yang ditetapkan oleh departemen Agama Republik Indonesia.Tempat ibadah yang demikian mampu menumbuhkan anak gemar bribadah, suka bermal, rajin berjamaah serta senang kepada amal jariyah.
Disamping itu ada pula tempat ibadah yang didirikan hanya untuk sholat berjamaah saja atau bahkan ada masjid yang hanya yang hanya  dipakai sholat jum’at, kalaupun ada sholat jamaah, sholat fardhu jamaahnya jumlahnya sangat tertabas. Tempat ibadah ini dapat menyuburkan kehidupan beragama di kalangan anak-anak sekalipun tidak sekuat dengan pengaruh tempat ibadah yang pertama.
Ada lagi tempat ibadah yang didikan tidak digunakan untuk tujuan-tujuan syiar Islam sebaliknya justru untuk menghancurkan Islam sebagai mana masjid dhiran yang didirikan sewaktu Nabi Muhammad masih hidup. Masjid ini akhirnya diperintahkan Nabi untuk di hancurkan saja.Lingkungan mesjid ini membawa pengaruh sejarah dengan tujuan pembangunan mesjid tersebut yaitu membenci kepada Islam.

d)    Masyarakat
Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga .jika dilihat dari ruang lingkup masyarakat banyak diumpai keanekaragaman bentuk dan sifat masyarakat[4]. Namun justru dengan keanekaragaman inilah dapat memperkaya budaya bangsa Indonesia. Dilingkungan masyarakat ini berlangsungnya pendidikan seumur hidup. Dibanding dengan lingkungan keluarga dan sekolah sangat terbatas ruang dan waktu. Dalam lingkungan masyarakat semua orang akan mengaplikasikan segala apa yang didiapat  mereka di sekolah dan di lingkungan keluarga.
Organisasi-organisasi yang tumbuh di dalam masyarakt itu banyak, antara lain:
1)    Kependudukan
2)    Perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti perkumpulan mahasiswa, perkumpulan pelajar.
3)    Perkumpulan-perkumpulan olah raga dan kesenian
4)    Perkumpulan-perkumpulan sementara panitia penolongan korban bencana alam.
5)    Perkumpulan pengajaian dan diskusi
6)    Perkumpulan koperasi dan lain-lain

Organisasi seperti diatas jika berdasarkan diri pada agama mempunyai pengaruh positif bagi kehidupan agama.  Tidak kalah pentingnya dengan organisasi-organisasi diatas yaitu persekutuan hidup di dalam masyarakat yang memanifestasikan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Semua itu ikut mempengaruhi keagamaan anak.
Perkumpulan dan persekutuan hidup masyarakat yang memberikan anak untuk hidup dan mempraktekan ajaran islam rajin beramal , cinta damai, toleransi dan suka menabung Ukhwah islamiyah, sebaiknya lingkungan yang tidak menghargai agama islam maka dapat menjadikan anak apatis atau masa bodoh kepada agama islam. Apalagi masyarakat yang  membenci kepada islam, maka akhirnya anaknya akan membenci agama islam.

C.   Sekolah Sebagai Lingkungan Pendidikan
Sekolah adalah tempat anak-anak menuntut ilmu.  Berbagai macam ilmu dipelajarkan di sekolah. Baik ilmu dunia maupun ilmu agama. Sekolah merupakan tempat dimana anak-anak belajar dan dididik oleh tenaga pengajar. Anak mulai di masukkan sekolah ketika mereka berumur 6 tahun. Bahkan sebelum mengijak sekolah dasar , ada sebuah lembaga pendidikan untuk anak-anak dibawah 6 tahun.
Sekolah juga adalah tempat mendidik anak. Oleh karena itu , tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan ana-anak. Selama mereka diserahkan kepada pihak sekolah. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan yaitu:
a)    sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik
b)    sekolah memberikan pendidikan untuk kehhidupan didalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat di berikan di rumah
c)    sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain yang sifatnya kecerdasan dan pengetahuan.
d)    Di sekolah dinerikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, dan mengetahui yang benar dan yang salah.
e)    Serta adanya peraturan yang mutlak yang sifatnya memeksa untuk anak mematuhinya, agar menjadi murid yang patuh dan disiplin terhadap waktu dan tempat. Jika dilanggar akan mendapat hukuman, yang membuat anak-anak jera untuk melakukan kesalahan.
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang baik untuk mendidik anak. Apalagi jika sekolah itu berprioritaskan terhadap pelajaran agama islam. Sungguh sangat baik terhadap anak untuk mempelajari agama islam. Lingkungan seperti ini akan membiasakan anak  untuk berprilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam. Ditambah dengan para pengajar yang memberi contoh teladan yang baik. Sehingga membuat suasana lingkungan pendidikan yang nyaman.
Disamping itu telah diakui oleh berbagai pihak tentang peran sekolah bagi pembentukan keperibadian anak sangat benar. Sekolah telah membina anak tentang kecerdasan, sikap, minat dan sebagianya dengan gaya dan caranya sendiri sehingga anak menaatinya. Karena itu dapatlah dikatakan sekolah yang berpengaruh besar bagi jiwa dan keberagamaan anak. Lingkungan sekolah yang positif terhadap pendidikan Islam yaitu lingkungan sekolah yang memberikan fasilitas dan motivasi untuk berlangsungnya pendidikan agama ini. Apalagi sekolah ini memberikan sarana dan prasarana yang memadai untuk penyelenggaraan pendidikan agama, maka dibuatkan pula tempat wudhu, tempat ibadah diadakan buku-buku ke-Islaman didalam perpustakaan sekolah dan diberikan kesempatan tang luas untuk penyenggaraan praktek-praktek ibadah dan peringatan hari-hari besar Islam dan lain-lain. Lingkungan sekolah demikian inilah yang mampu membina anak rajin beribadah, berpandangan luas dan daya nalar kreatif.
Sedangkan lingkungan sekolah yang netral dan kurang menumbuhkan jiwa anak untuk gemar beramal, justu menjadikan anak jumud, picik, berwasan sempit. Sifat dan sikap ini menghabat pertumbuhan anak.
Lingkungan sekolah yang negatif terhadap pendidikan agama yaitu linkungan sekolah berusaha keras untuk meniadakan keperyacaan agama di kalangan anak-anak didik. Di zaman ORLA didapati cerita adanya guru-guru taman kanak-kanak yang membenci dan berusaha untuk mengilangkan kepercayaan agama anak-anak. Diceritakan ada seorang guru TK yang berusaha mengilangkan kepercayan agama anak didiknya. Ia berkata: “ hai anak-anak tutuplah matamu dan mintalah permen ke pada Tuhan. Ternyata tidak mendapatkan permen bukan? Sebab tuhan memang tidak ada. Kemudian tutuplah matamu dan mintalah permen kepada ibu gurumu. ”Lantas ibu guru memasukan permen kedalam mulut anak didiknya, selanjutnya ia berkata: sekarang anak-anak memperoleh permen karena orang yang ada  yaitu ibu guru.” Lingkungan sekolah ini tidak dapat menguntungkan, yaitu menghilangkan kepercayaan anak terhadap agama. Lingkungan yang demikianlah inilah yang dapat membina anak bersifat atheis artinya tidak percaya kepada Tuhan bahkan anti Tuhan.Mereka berpandangan materialistis dan hanya mempercayai segala sesuatu yang Nampak oleh mata. Sebaliknya sesuatu yang tidak ditagkap dan dihayati oleh mata adalah tidak ada. Orang-orang yang berpandangan demikian inilah umumnya berpendirian agama adalah candu masyarakat.


BAB III
PENUTUP

A.   Simpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan pendidikan adalah kondisi daerah sekitar  yang degan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku dan pertumbuhan psikis dan fisik anak.
Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidupa lainnya. Adapun fungsi dari lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain tidak mungkin untuk berdiri sendiri. Terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antar lingkungan pendidikan.
Lingkungan pendidikan terbagi atas tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkuan sekolah.



DAFTAR  RUJUKAN
Nata, Abudin. Filsafat Pendidikan Islam.( Jakarta: Gaya Media Pratama. 2005)
Arifin. Ilmu Pendidikan Islam. ( Jakarta: PT Bumi Aksara. 2003)
Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam. (Bandung: CV Pustaka Setia.2005)

               



[1] Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia,2005) hal 209
[2] Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam…. hal 209
[3]Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia,2005) hal 210
[4] Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) Hal 58

Tidak ada komentar:

Posting Komentar