Kamis, 24 Desember 2015

Memahami Landasan Teori Penelitian Kualitatif




A.     Pengertian landasan teori penelitian kualitatif
Landasan teori penelitian kualitatifPada dasar-nya landasan teoritis penelitian kualitatif bertumpu secara mendasar pada fenomenologi dijadikan sebagai dasar teori utama dan lainnya ; interaksi simbolik, kebudayaan, dan etnometodologi dijadikan sebagai dasar tambahan yang melatarbelakangi secara teoritis penelitian ini.
Seorang peneliti biasanya berdasar pada teori yang sudah ada,

teori tersebut kemudian dibatasi pada pengertian ; Suatu pernyataaan sistematis yang berkaitan dengan seperangkat proposisi yang berasal dari data dan diuji kembali secara empiris.
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data
Pada dasarnya landasan teoritis dari penelitian kualitatif adalah sebuah fenomenologi sedangkan yang lainnya yaitu interaksi simbolik, kebudayaan dan etnometodologi diajadikan sebagai dasar tambahan yang melatar belakangi secara teoritis penelitian kualitatif. Bogdan Biklen mengistilahkan dengan paradigma sebagai kumpulan longgar tentang asumsi secara logis dianut bersama, konsep atau preposisi yang mengarahkan cara berpikir dan cara penelitian.

Fenomenologi
Fenomenologi (Huserl) diartikan sebagai : 1). Pengalaman subjectif atau pengalaman fenomenologikal. 2). Suatu studi tentang kesadaran dari prespektif pokok dari seseorang. bisa dikatakan fenomenologi dibgunakan sebagai prespektif filosopi dan juga digunakan sebagai pendekatan dalam metodologi kualitatif. Ada beberapa ciri pokok fenomeologis yang dialkuakn oleh peneliti fenomenologis yaitu :
  1. Fenomenologis cenderung mempertentangkannya dengan naturalisme yaitu yang disebut objectivisme dan positivisme yang telah berkembang sejak jaman renaisans.
  2. Secara pasti fenomenologis cenderung memmastikan kognisi yang mengacu pada apa yang dinamakan oleh Huserl dengan 'evidenz' yaitu sebuah kesadaran tentang suatu benda itu sendiri secara jelas dan berbeda dengan yang lainnya dan mencakup untuk suatu dari segi itu.
Fenomenologis cenderung percaya bahwa bukan hanya sesuatu benda yang ada dalam dunia alam dan budaya.
Interaksisimbolik
Interaksi simbolik yang berapendapat bahwa pengalaman manusia ditengahi oleh penafsiran. Jadi penafsiran itu menjadi esensial. interaksi simbolik menajdai paradigma konseptual melebihi dorongan dari dalam, sifat-sifat pribadi, motivasi yang tidak disadari, kebetulan, status sosial ekonomi, kewajiban peranan, resep budaya, mekanisme  pengawasan masyarakat atau lingkungan pisik lainnya.

B.     Fungsi  landasan teori
Fungsi landasan teori adalah sebagai bekal untuk memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam.walaupun menguasai teori yang luas dan mendalam namun dalam melaksanakan penelitian kualitatifpeneliti harus mampu melepaskan teori yang dimiliki tersebut dan tidak dugunakan sebagai panduan untuk menyusun ekstrumen dan sebagai panduan untuk wawancara dan observasi.
Landasan penelitian kualitatif bersifat menemukan teori.serta bersifat holistic.sehingga peneliti kualitatif memiliki wawasan teori yang luas.

C.    Contoh landasan teori
Contohnya sebagai berikut; pada penelitian ini berlandaskan pada teori persepsi diri.
Teori persepsi diri (Self perception theory)
Menekankan bahwa kita amati diri kita dengan cara yang sama yang kita amati orang lain, dan menarik kesimpulan tentang suka dan tidak suka. ekstrinsik persepsi diri dapat menyebabkan efek overjustification
Teori persepsi diri (SPT) adalah rekening perubahan sikap yang dikembangkan oleh psikolog Daryl Bem. Hal ini menegaskan bahwa orang mengembangkan sikap mereka dengan mengamati perilaku mereka dan menyimpulkan sikap apa yang menyebabkan mereka harus memiliki. Teori ini berlawanan di alam, sebagai kebijaksanaan konvensional adalah bahwa sikap datang sebelum perilaku. Selanjutnya, teori ini menunjukkan bahwa seseorang menginduksi sikap tanpa mengakses kognisi internal dan menyatakan suasana hati. Orang alasan perilaku mereka sendiri terbuka rasional dalam cara yang sama mereka mencoba untuk menjelaskan perilaku orang lain.
Bukti lebih lanjut, ada banyak penelitian dilakukan oleh psikolog yang mendukung teori persepsi diri, menunjukkan bahwa emosi melakukan tindak perilaku. Sebagai contoh, ditemukan bahwa emosi yang sesuai (termasuk menyukai, membenci, marah kebahagiaan,, dll) dilaporkan berikut dari perilaku terbuka mereka, yang telah dimanipulasi oleh peneliti. Perilaku ini termasuk membuat ekspresi wajah yang berbeda, menatap dan postur. Pada akhir percobaan, subjek mereka dan dilaporkan kasih sayang dan sikap dari perilaku dipraktekkan mereka meskipun mereka diberitahu sebelumnya untuk bertindak seperti itu.
Salah satu aplikasi yang berguna dari teori persepsi diri adalah dalam mengubah sikap, baik terapi maupun dalam hal persuasi. Pertama, untuk terapi, persepsi diri teori memegang pandangan yang berbeda masalah psikologis dari perspektif tradisional yang menyatakan bahwa masalah tersebut berasal dari bagian dalam dari klien. Sebaliknya, persepsi diri perspektif teori menyatakan bahwa orang atribut perasaan batin mereka atau kemampuan dari perilaku eksternal mereka. Jika perilaku itu adalah orang, orang akan atribut yang miskin dengan kemampuan mereka beradaptasi dan dengan demikian menderita dari masalah psikologis yang sesuai. .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar